Mencari...
Senin, 10 Oktober 2022

Geguritan Kandara Bang : Pendahuluan


Purwakata

Geguritan Kandara Bang ini merupakan karya saduran dari babon cerita Samkok asal Cina (I. 1-2) yang secara penuh menggunakan Pupuh Ginada dalam 234 baitnya. Pengarang geguritan menyebut dirinya sebagai I Damuh (I.1 ; I.5 ; XX.230) yang bertempat tinggal di barat laut kuburan dan timur sawah di wilayah Banjar Pandya desa bata Turuk Ngandang (XX. 232).

Si pengarang mengaku membuat geguritan ini dengan serampangan, ditambah dia tidak punya pengetahuan pada kebudayaan asal cerita ini (I.5-6), sehingga tentu saja kisah dalam geguritan itu sudah mengalami sejumlah perbedaan dengan cerita versi aslinya. Salah satu yang paling mencolok adalah nama para tokoh dan latar tempat yang sudah diubah (I.7 – 14).

Alur cerita ini adalah pada bagian I ada 14 bait pendahuluan, pada bagian II mulai bait 15 – 22 mengisahkan permohonan Adimantri Merak untuk menghabisi negara para musuh. Bagian III mulai bait 23 – 30 mengisahkan kekecewaan sekaligus intimidasi Adimantri Merak pada Raja Pamayun di Wangsana. Berikutnya pada bagian IV mengisahkan Raja Agung Wangsana memberikan delapan ratus ribu orang pasukan, cerita ini dimulai dari bait 31 – 36. Kisah Adimantri Merak yang menggempur wilayah-wilayah diceritakan mulai bait 37 – 45 pada bagian V.

Bagian VI dari bait 46 – 53 menceritakan negara Lemah Api di timur yang terdesak hingga terpaksa mundur dari peperangan, disusul dua orang permaisuri Raja Lemah Api yang tewas dalam perjalanan di bait 54 – 64 pada bagian VII. Musyawarah para pejabat Lemah Api lalu dikisahkan pada bait 65 – 70 bagian VIII. Hasil dari pemusyawarahan, Sugih Liang diutus sebagai duta ke Negara Macan Gading dari bait 71 – 86 bagian IX. Bagian X dari bait 87 – 96 kemudian mengisahkan Raja Sardula dari Macan Gading bersedia ikut berperang.

Cerita berlanjut pada bagian XI bait 97 – 106 mengisahkan persiapan perang, disusul awal pemantik perang karena Raja Sardula tidak menggubris perintah Adimantri Merak untuk menyerah pada bagian XII bait 107 – 112. Sayangnya pasukan Wangsana harus menghadapi penyakit penular dalam perjalanan, yang malahan hal itu dijadikan sarana oleh Adimantri Merak menggempur musuh pada bagian XIII bait 113 sampai 129. Kisah berlanjut lagi dengan upaya pencarian seratus ribu anak panah ke kandang musuh yang dilakukan oleh Sugih Liang pada bagian XIV bait 130 – 153. Bagian XV dari bait 154 – 175 lalu mengisahkan awal peperangan di laut.

Peperangan di Kandara Bang lalu memuncak pada bagian XVI bait 176 – 188, berakhir dengan pahit sebab pasukan Wangsana "membakar dirinya sendiri" pada kisah bagian XVIII dari bait 189 – 205. Perang pun berakhir dengan pergulatan di pinggir laut pada bagian XIX  bait 206 – 228. Sedangkan sebagai penutup adalah bagian XX bait 229 – 234.

Dari tulisan ini, penulis mengharapkan masukan serta saran konstruktif dari pembaca yang kelak mengikuti episode-episode cerita Geguritan Kandara Bang ini, harapannya semoga tulisan yang dibagikan di blog ini dapat bermanfaat, menghibur dan ada nilainya. Ke depan setelah Geguritan Kandara Bang ini, penulis juga akan berusaha membagikan (atau bila mampu juga akan membahas) karya-karya geguritan lain, termasuk juga kakawin, parwa, kidung maupun satua dan sastra lainnya. Semua akan penulis lakukan dalam keterbatasan yang dimiliki, sehingga dengan kerendahan hati penulis senantiasa memohon masukan dan dukungan dari para pembaca sekalian.

Soma Wage Dukut, Purnama Kapat Saka Warsa 1944.

10 Oktober 2022. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!