Mencari...
Selasa, 01 April 2025
4/01/2025 05:10:00 PM

Kakawin Sagara Manika



Kakawin Sagara Manika


Kakawin Sagara Manika menjelma sebagai puspa ragam wirama yang menghampar dalam 108 baitnya. Setiap pupuh berusaha merajut diksi yang berkelindan dalam gelombang maknawi tentang pemuliaan sang laut. Judul lainnya: Manik Sagara, Jaladhi Manika, dan Sagara Manika adalah karya yang meramu kisah antara keberanian, asmara, dan kekuatan laut yang tak tertandingi.

Sang pengarang, dalam ketakziman dan kesadaran akan keterbatasannya, membuka kakawin ini dengan sembah bhakti. Diri diibaratkannya ikan kecil yang gemetar di tengah samudra luas, takut terseret arus sebagai metafora kehidupan dan kebesaran para pendahulu. Dengan kerendahan hati, pengarang mengukir puja kepada Hyang Ratnasambhawa, berharap titah dan restu-Nya menaungi setiap bait yang tertulis.

Maka mengalirlah hikayat tentang Negeri Ragakarana, tanah yang melimpah dengan hasil bumi dan bahagia rakyatnya. Dari pesisirnya, jala-jala nelayan menangkap kehidupan dari perut laut, membawa berkah bagi segenap penduduk. Rajanya, Sri Kumbha, adalah pemuda gagah yang mencintai laut, menjadikannya tempat pelarian dari kejenuhan istana. Laut baginya bukan sekadar hamparan air, melainkan cermin kebebasan dan sekaligus menjadi teka-teki yang kelak mengguncangkan hatinya.

Sebuah perjalanan membawa sang raja ke tengah samudra, ke sebuah pulau kecil yang menawan. Namun, badai datang menggetarkan langit dan mengombang-ambingkan kapal. Di tengah deru ombak dan kilatan petir, kemunculan sebuah balai emas nan megah membawa daya pikat yang tak terjelaskan. Seorang gadis rupawan berdiri di dalamnya menebarkan pesona dalam sunyi. Namun, tatkala raja hendak meraih keindahan itu, sang gadis melompat ke laut, lenyap dalam buih misteri.

Sejak saat itu, bayang-bayangnya menjadi penjara bagi jiwa sang raja. Tak ada satu pun hal di istana yang mampu menghapus wajahnya dari ingatan. Maka, berbekal sketsa oleh seorang pelukis, segenap utusan dikerahkan ke penjuru negeri, dari Daha hingga Bali, mencari wujud yang serupa dengan sang gadis laut. Namun pencarian hanyalah angin lalu, hingga seorang pendeta di tepian pantai memberi petunjuk: untuk menemukan sang gadis yang bernama Dewi Manik Sakecap, sang raja harus mempersembahkan yadnya pada samudra.

Maka, sesajen terbaik pun dipersembahkan ke laut. Kesombongan pun menguasai raja ketika merasa dirinya dapat menukar harta benda dengan sang gadis laut. Pertukaran yang berakhir dengan sang raja yang merasa dilecehkan memancing amarahnya. Ia menghujani lautan dengan senjata, seolah ingin menundukkan samudra dengan besi. Namun, laut tak diam. Senjata-senjata itu kembali menghantam pasukan sendiri, mengubah pesisir menjadi lautan darah. Raja pun tersadar, kekuatan lautan tak bisa dilawan dengan tangan manusia.

Di ambang keputusasaan, seorang pendeta muncul dari dalam laut, melangkah di atas riak api dengan ketenangan seorang bijak. Sang raja bersimpuh, meratap atas kelancangannya. Sang pendeta pun membuat sang raja merasakan pengalaman berpetualang di dasar laut. Kini sang raja mengerti: laut adalah ruang yang harus dihormati. Dan di dalamnya, Dewi Manik bukan sekadar gadis jelita, tetapi jelmaan kehendak alam, yang tak bisa diraih dengan paksa, melainkan hanya dengan ketulusan dan kerendahan hati.

Simak kakawin ini dalam tautan: KAKAWIN SAGARA MANIKA

0 komentar:

Posting Komentar

:) :)) ;(( :-) =)) ;( ;-( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ $-) (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.

 
Back to top!