Mencari...
Jumat, 09 Juni 2017
6/09/2017 10:52:00 AM

Sifat-sifat Babad

Babad sebagai sebuah karya sastra sejarah ditulis oleh seorang pujangga dengan tujuan untuk memuliakan leluhur suci dari sebuah klan yang diangkat dalam cerita. Tradisi penulisan babad oleh seorang penulis dengan berbagai tujuan dapat memberikan semacam peluang bagi penulis untuk menyelelipkan imajinasi, tafsiran fakta, alam pikiran, kepercayaan serta unsur-unsur fiktif yang senantiasa dihubungkan dengan keberadaan leluhurnya. Penulis babad meramu peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan daya khayal, intelektual, pandangan, selera, pengalaman, situasi dan kondisi pada zamannya. Penulis babad akan lebih cenderung untuk menuliskan apa yang sebaiknya ditulis ketimbang apa yang seharusnya ditulis dalam sebuah babad. Dengan demikian babad akan bersifat lokal dan subjektif, sehingga bukanlah merupakan sumber yang kritis ilmiah.

Menurut A.A Gde Putra Agung, Babad di Bali biasanya memiliki sifat-sifat khusus yakni :
a.       Sakral Magis
b.      Legendaris
c.       Mitologis
d.      Religio-magis
e.       Istanasentris
f.       Rajakultus
g.      Genealogis
h.      Pragmentaris
i.        Pragmatis
j.        Lokal
k.      Analogis Simbolis
l.        Anonim (tanpa nama pengarang)

Menurut Sartono Kartodirjo (1968) babad di Jawa bersifat :
a.       Genealogis (permulaan dari semua penulisan sejarah)
b.      Asal mula raja kultus yang mistis atau legendaris.
c.       Mitologis Melayu Polinesia tentang perkawinan dengan bidadari.
d.      Legenda tentang pembuangan anak.
e.       Legenda tentang permulaan kerajaan.
f.       Kecenderungan menjungjung tinggi raja kula.

FX. Soenaryo (1981) menyebutkan bahwa babad pada umumnya memiliki sifat-sifat terpenting yaitu genealogis, mitologis dan asal mula raja kultus yang mistis atau legendaris.

Sehingga, secara umum babad bersifat historis, lokal, anonim dan fiktif (mitologis, legendaris, simbolis dan sugesti.)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!