Uşadha adalah sebuah
warisan leluhur di Bali berupa sistem ilmu pengetahuan yang berisi pengobatan
secara tradisional, memanfaatkan bahan-bahan alami seperti tumbuh-tumbuhan yang
diolah sedemikian rupa sehingga berkhasiat obat. Uşadha ini pada umumnya
ditulis menggunakan Bahasa Jawa Kuno atau Bahasa Bali dalam media tulis lontar.
Uşadha memiliki arti yang sama dengan oşadha
yakni obat, yang berasal dari kata Sansekerta
auşadha, yaitu tumbuhan ramuan bumbu
yang digunakan untuk obat-obatan. Lontar Uşadha pada umumnya berisi tentang
ramuan obat-obatan (farmasi tradisional) perkiraan penyakit (diagnosa) dan
upacara, mantra, sesaji atau sarana yang bisa digunakan sebagai penyembuhan
penyakit.
Uşadha ini terdapat
berbagai macam jenisnya, sesuai hal spesifik yang dibahas didalamnya, seperti Uşadha
Rare untuk pengobatan penyakit anak dan balita, Uşadha Cacar untuk pengobatan
penyakit cacar dan kulit, Uşadha Purus untuk pengobatan penyakit kelamin, Uşadha
Gede untuk pengobatan penyakit-penyakit kronis, Uşadha Cetik untuk pengobatan
racun, Uşadha Buduh/Uşadha Edan untuk pengobatan penyakit jiwa, Uşadha Mata
untuk pengobatan penyakit mata, Uşadha Babahi untuk pengobatan penyakit terkena
ilmu hitam, Uşadha Manak untuk persalinan, Uşadha Sato untuk pengobatan
penyakit hewan, serta selain itu terdapat pula berbagai jenis nama lontar panguşadhan
seperti Lontar Uşadha Punggung Tiwas, Uşadha Kurantobolong, Uşadha Sari, Uşadha
Dalem, Uşadha Cemeng, Boddha Kacapi, Kalimosada, dan sebagainya.
Istilah yang umum
ditemukan dalam lontar Uşadha adalah tamba
(ta), sarana (sa) dan mantra (ma).
Tamba adalah obat itu sendiri, sedangkan sarana adalah berbagai macam bahan yang digunakan untuk membuat
obat dan mantra adalah ucapan atau
doa-doa untuk pengobatan. Contohnya, dalam sebuah teks tertera : Ta,
mutah bayar, Sa, jangu bangle, tebah dadane, ping 3, sembarakna, Ma, Ong rang
Nini Bhatari Durga, atangi ya, anambanan gring kadadak, mutah mising lah juga
waras.
0 komentar:
Posting Komentar